Weltervreden...kawasan silang monas dan menteng zaman dulu


Pada awal pendirian kota Batavia, kota tersebut dikelilingi oleh tembok kota, dan penghuni kota merupakan masyarakat yang heterogen, mulai dari orang-orang Belanda dan Eropa, orang cina, orsng Mardjiker atau orang portugis Hitam, orang pribumi dari berbagai suku di Nusantara hingga para budak yang menjadi komunitas terbanyak. Menurut data tahun 1673, jumlah penghuni kota Batavia sekitar 27.000 orang, yang jumlahnya hingga abad 18 dan 19 semakin bertambah.

Hingga pada awal abad 19, kawasan oud Batavia merupakan kawasan yang telah penuh sesak dengan penduduk dan sistem sanitasi  kota yang tidak sehat. Jumlah penduduk di dalam kawasan oud Batavia telah melebihi batas. Karena itulah Gubernur jenderal Herman Willem Daendles pada akhirnya memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan yang lebih ke selatan, yakni Weltervreden atau kawasan sekitar silang monas, menteng dan lapangan banteng. Gubernur Jenderal menganggap bahwa kawasan Oud Batavia tidak layak sebagai pusat pemerintahan.

Dibeberapa sumber buku disebutkan Gubernur Jenderal Herman willem Daendles yang meruntuhkan tembok kota Batavia, dimana puing-puing tembok digunakan untuk meninggikan tanah di beberapa sisi kawasan weltervreden. Pusat pemerintahan Belanda yang tadinya berada di kawasan Oud Batavia dipidahkan ke kawasan Weltervreden di selatan kota tua atau kawasan disekitar monas atau menteng, jakarta pusat sekarang.

Kawasan weltervreden tadinya berada di luar tembok kota di selatan Batavia,  menjelma menjadi pusat pemerintahan oleh penguasa Belanda-Prancis Herman Willem daendles. Hingga sekarang ketika Republik Indonesia berdiri, kawasan itu menjadi pusat pemerintahan serta ikon dari Negara ini, yakni Monas. Daendles sang Gubernur jenderal juga berupaya untuk memindahkan penduduk ke wilayah selatan dari oud Batavia secara berangsur-angsur.karena pemerintahannya gubernur jenderal bertangan besi itu menilai kawasan Oud Batavia tidak layak huni dengan jumlah penduduk yang sudah terlalu banyak dan system sanitasi yang tidak mumpuni.

Weltervreden berarti " tempat yang nyaman. Yaitu sebuah wilayah yang terdaapat beberapa kilometer di selatan oud batavia atau kota tua. Kawasan itu  bertanah kering dengan dikelilingi dengan daerah rawa-rawa. Daendles merasa kota tua terlalu padat dengan penduduk dengan kepadatan penduduk yang melebihi batas sewajarnya. Hingga akhirnya pada masa pemerintahannya, pusat pemerintahan dipindahkan ke kawasan Weltevreden.

Daendles sebagai gubernur jenderal juga membangun istana putih di weltervreden. sebuah istana yang letaknya di dekat lapangan banteng, atau yang dahulu dikenal dengan nama lapangan waterloo. Tetapi sebelum istana putih selesai dibangun, ia keburu diberhentikan dari tugasnya dan dipindahkan ke polandia. Posisi gubernur jenderal diberikan oleh willem jansses tahun 1811.


Ketika Inggris berkuasa di nusantara dan batavia, yaitu sekitar tahun 1811-1816 Gubernur Jenderal Thomas Stamford raffles dari inggris juga membangun kawasan weltervreden, kabarnya Raffles banyak menggusur bangunan pemukiman serta toko-toko dan tempat usaha milik orang tionghoa untuk membangun kawasan yang lebih tertata lagi. Sehingga jaman dulu bangunan bertingkat bergaya Eropa banyak dikawasa tersebut.