Istri orang eropa pun berpakaian kebaya

Istri Orang eropa di Batavia pun berpakaian kebaya.
Asal mula nama "batavia"

Ya jakarta tempo dulu bernama batavia. sebuah pusat pemerintahan bagi kongsi dagang hindia timur atau yang dikenal dengan nama VOC atau "vereninging oost indies compagnie" yang berpusat di Batavia atau jakarta tempo dulu.

Penamaan kota erat kaitannya dengan silsilah bangsa belanda. ketika kota tersebut ditaklukan oleh bangsa belanda tahun 1619. Pada awalnya gubernur jenderal belanda ingin menamakan dengan nama "new hoorn".

Tetapi niat gubernur jenderal tidak disetujui oleh dewan 17 atau  heeren Zeventien yang merupakan pemimpin pusat kongsi dagang VOC yang berkantor di Amsterdam. atas perintah dari dewan 17 tersebut kota itu dinamakan Dengan nama Batavia.

Penamaan batavia bagi kota tersebut karena Nenek moyang bangsa belanda adalah bangsa batav atau batavien. Sebuah rangkaian dari suku-suku jermanik di Eropa. Atas dasar itulah untuk memberikan penghormatan terhadap nenek moyang bangsa belanda kota itu dinamakan dengan nama batavia yang merupakan titah dari pemimpin pusat kongsi belanda di amsterdam.

Niat dari gubernur jenderal belanda yang bernama j.p. Coen gagal untuk menamai kota tersebut dengan nama Niew Hoorn. Awalnya jan pieterzoon Coen menginginkan nama kota yang baru ditaklukan oleh bangsa belanda sesuai dengan nama tanah kelahirannya di negeri belanda, yaitu Hoorn. Tetapi
 keinginannya tidak disetujui oleh heeren Zeventien yang nerupakan pemimpin pusat dari kongsi dagang VOC di Amsterdam.

Setiap akhir mei, tanggal 31 pihak kompeni belanda memperingati ulang tahun kota batavia. Setiap tanggal 31 mei diperingati hari kelahiran kota batavia. Kabarnya setiap akhir mei dilakukan perayaan di seantero kota. Terdapat parade militer lengkap dengan tembakan meriamnya untuk menandai perayaan hari jadi kota batavia. 



Ya jika kota jakarta diperingati ulang tahunnya setiap tanggal 22 juni,  maka kota jakarta tempo dulu yang masih bernama Batavia diperingati ulang tahunnya setiap akhir mei.


Kebaya dan kain pada umumnya lebih banyak dipakai oleh wanita pribumi. Tetapi siapa sangka banyak juga di pakai oleh istri dari orang-orang Belanda.

Sebuah potret dari masa silam pada abad ke 19 menunjukan wanita eropa dai jakarta tempo dulu lebih sering mengenakan pakaian layaknya wanita Pribumi.

Hal itu seperti yang dikatakan dalam Buku Susan Blackburn "jakarta 400 tahun bahwa wanita Eropa lebih banyak menggunakan" pakaian layaknya wanita pribumi, yaitu kebaya dengan kain terutama bila berada di rumah.

Hal itu yang membuat istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, ia membuat kampanye dan mengajak wanita-wanita Eropa di jakarta/batavia agar memakai pakaian Eropa. Istri Raffles ingin para wanita dibatavia tampil elegan dan menggunakan pakaian selayaknya wanita Eropa. 

Istri dari sang Gubernur Jenderal ingin wanita Eropa di batavia menjunjung tinggi budaya Bangsa Eropa, salah satunya dalam segi berpakaian.

Tetapi tampaknya hanya sedikit dari mereka yang beralih menggunakan pakaian eropa. Para wanita belanda dan eropa lebih sering menggunakan kain dan kebaya terutama ketika berada di rumah.
Potret atau foto para wanita eropa di batavia merupakan bukti kongkrit dari banyaknya wanita eropa yang berpakaian pribumi.Ternyata budaya asli di negeri ini juga dipakai oleh para penjajah pada masa silam.