Ternyata Indonesia tempo dulu bukan hanya pernah dijajah oleh bangsa portugis, Belanda atau Inggris. Tapi pulau Jawa juga pernah dijajah oleh perancis selama 3 tahun yakni dibawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendles dan Willem Jansses.
Mereka merupakan bawahan dari Louis Napoleon yang merupakan adik dari Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis. Louis Napoleon Inilah yang mengangkat, melantik dan memberikan misi pada Herman Willem Daendles sebanyak 37 pasal sebelum berangkat memerintah di Pulau Jawa. Hingga pemerintahannya disebut pemerintahan Belanda-Perancis.
Mereka merupakan bawahan dari Louis Napoleon yang merupakan adik dari Napoleon Bonaparte, penguasa Perancis. Louis Napoleon Inilah yang mengangkat, melantik dan memberikan misi pada Herman Willem Daendles sebanyak 37 pasal sebelum berangkat memerintah di Pulau Jawa. Hingga pemerintahannya disebut pemerintahan Belanda-Perancis.
Herman willem daendles (1808-1811), sang Gubernur Jenderal yang disebut sebagai jenderal guntur, diktator bertangan besi itu sendiri adalah orang belanda, tetapi ia diangkat oleh penguasa Louis Napoleon yang merupakan saudara dari napoleon Bonaparte. Saat itu akibat dari Revolusi di Belanda, hal tersebut menyebabkan munculnya golongan orang-orang belanda yang pro terhadap Perancis. Orang-orang belanda yang pro terhadap perancis itulah yang mendukung Semangat Revolusi Perancis dengan simbol Liberte, Egalite dan Fraternite. Yakni kebebasan, persamaan dan persaudaraan.Napoleon Bonaparte berusaha menghilangkan sistem Monarki di Eropa melalui cara-cara militeristik.
Daendles merupakan orang belanda tetapi sangat mendukung semangat Revolusi Perancis. pemerintahannya selama 3 tahun di pulau Jawa bisa dikatakan sebagai bagian dari kekuasaan Napoleon Bonaparte di Jawa atau Dinasti Napoleon, Karena yang mengangkatnya sebagai Gubernur Jenderal di Jawa adalah saudara Napoleon Bonaparte, Yakni Louis Napoleon yang menjadi penguasa Belanda. bahkan saudara napoleon bonaparte itulah yang memberikan misi sebanyak 37 pasal sebelum keberangkatannya je tanah jawa.
Tetapi pemerintahan Herman willem Daendles tidak selayaknya semboyan Revolusi Perancis, jauh dari kesan Liberte,Egalite dan Fraternite. Hal tersebut dikarenakan Banyak pelanggaran yang dilakukan sang Gubernur Jenderal seperti perluasan penyerahan wajib di daerah priangan, penjualan-penjualan tanah pada pihak swasta asing serta pembangunan jalan raya Anyer Panarukan yang banyak memakan korban dari penduduk pribumi di Jawa .Hingga tahun 1811, pada akhirnya ia dipanggil kembali dan posisinya digantikan gubernur jenderal willem Jansess tahun 1811.