Jakarta tempo dulu selain disebut sebagai Ratu dari Timur karena keindahan bangunan dan kanal-kanalnya, batavia juga disebut sebagai kota Budak. bagaimana tidak dari keseluruhan jumlah penduduk kota yang paling banyak adalah komunitas Budak yang menurut data tahun 1673, Jumlahnya mencapai 13.000 orang.
Zaman itu perbudakan adalah hal yang legal dibelahan dunia manapun. VOC atau kongsi dagang milik belanda pada awalnya banyak membeli budak dari India selatan, dimana VOC mempunyai koneksi disana. Para budak itu diangkut dengan kapal ke Batavia atau jakarta dan diperjual belikan disana. Tetapi ketika pada masa abad 18, VOC lebih banyak melakukan pembelian budak di wilayah nusantara, seperti dari bugis atau bali. Lambat laun penjualan budak semakin lama semakin banyak dan batavia menjadi kota budak.
Susan Blackburn dalam bukunya "Jakarta 400 tahun " Menyebutkan Jumlah budak terbanyak bila dibanding dengan jumlah orang eropa, Cina , mardjiker atau orang pribumi sekalipun. Jumlah orang eropa mencapai 2000 orang. Jumlah orang cina sekitar 2700 orang tahun 1673. Mardjiker 6000 orang dan yang paling banyak adalah jumlah budak yang mencapai 13000 orang. jumlah budak 6 kali lipat dari jumlah orang Eropa dan dua kali lipat dari orang mardjiker. Ternyata jumlah budak di batavia adalah komunitas terbanyak dengan persentasi mencapai 48 persen dari total keseluruhan jumlah penduduk di batavia.
Jadi komunitas budak di batavia mencapai 13.000 orang atau 48 persen penghuni kota batavia adalah Budak !!!
Jadi komunitas budak di batavia mencapai 13.000 orang atau 48 persen penghuni kota batavia adalah Budak !!!
Jadi yang terbanyak di kota batavia adalah budak. Jumlah budak semakin berkurang pada abad 19 atau tahun 1800 an. Karena ketika inggris dibawah Thomas Stamford Raffles berkuasa atas wilayah-wilayah di nusantara , dilakukan pelarangan jual beli budak hingga jumlah budak semakin berkurang.
Kemudian pada akhir abad 19 muncul gerakan dan paham Humanisme sehingga banyak orang-orang belanda secara sukarela membebaskan budaknya sendiri. Hingga ada surat kabar dibatavia yang memberikan sanjungan pada orang-orang eropa tertentu yang membebaskan budaknya sendiri.
Jadi selain menyandang Sebagai Ratu dari Timur karena keindahan kotanya, Pantaskah Jakarta tempo dulu dipandang sebagai Kota Budak ?
Semoga bermanfaat