minoritas orang eropa di batavia

Minoritas orang eropa di batavia

Bangsa belanda sebagai pendiri kota batavia. Sejak kota jayakarta direbut oleh bangsa belanda tahun 1619, dibawah pimpinan gubernur Jenderal j.p Coen, saat itulah bangsa belanda sebagai penguasa resmi di kota yang baru yang dinamakan dengan Batavia. nama batavia diberikan oleh bangsa belanda serta mengganti nama kota sebelumnya, Jayakarta.

Bangunan bergaya eropa didirikan serta sistem kanalnya dibuat seperti layaknya kota-kota dinegeri belanda.
Lengkap dengan bangunan balaikota, gereja, gudang-gudang penyimpanan tanaman komoditas, kastil, dsb.
Kota batavia juga dilengkapi dengan tembok disekelilingnya layaknya kota-kota di eropa.

Bangsa belanda sebagai penguasa kota, tetapi jumlahnya selalu sedikit. Tidak seperti orang cina, marjiker, pribumi atau komunitas budak yang jumlahnya terbanyak. 

menurut data tahun 1673, jumlah orang eropa termasuk orang belanda berjumlah sekitar 2000 orang. Jumlah orang mardjiker sekitar 5400 orang. Orang tionghoa di batavia berjumlah 2700 orang sedangkan komunitas budak mencapai 13.000 orang.

Dari jumlah penduduk sebanyak 27000 orang yang merupakan total keseluruhan jumlah penduduk kota, orang eropa hanya menempati sekitar 7-8 persen saja dari banyaknya komunitas dalam kota.

Orang belanda dan eropa sebagai penguasa kota, ternyata menempati urutan yang paling sedikit dibandingkan dengan orang cina, mardjiker, para budak, atau pribumi. 

Menurut data tahun 1673, orang eropa di batavia ternyata hanya sekitar 7-8 persen saja dari total keseluruhan jumlah penduduk di batavia.
Sedangkan orang cina berjumlah 10 persen dari total penduduk dan orang mardjiker atau orang portugias hitam berjumlah 20 persen.

Merupakan hal yang aneh,  orang belanda sebagai pendiri dan penguasa kota batavia berjumlah hanya sedikit saja dari total keseluruhan jumlah penduduk kota batavia. bisa dikatakan mereka adalah minoritas di kotanya sendiri.