Modernisasi di jepang

Kaisar meiji yang berkuasa setelah terjadi perang bohsin menandai dimulainya era pemerintahan baru di jepang setelah negeri matahari terbit diperintah oleh para shogun selama ratusan tahun.

Sejak era pemerintahan keshogunan kamakura hingga zaman edo selama berabad-abad hingga masa perang bohsin, shogun berkuasa selama berabad-abad hingga pemerintahan kembali dikendalikan oleh kaisar, yakni kaisar meiji pada akhir abad 19.

Perang bohsin antara pihak kaisar dan penguasa terakhir tokugawa yakni, tokugawa yoshinabu berakhir dengan kemenangan pihak kaisar dan pemerintahan dikembalikan kepada kaisar jepang, yakni kaisar meiji.Selama periode pemerintahan kaisar meiji tersebut, ternyata jepang mengalami perubahan drastis terutama kebijakan kaisar yang pro barat dimana hubungan antara jepang dengan negara  barat sangat mesra, hal inilah yang membuat modernisasi dalam berbagai bidang terjadi di jepang. Berbagai bidang seperti ekonomi, politik, militer mengalami perubahan signifikan selama era kaisar meiji.

Padahal ketika era tokugawa atau zaman edo, jepang melepaskan kontak dengan dunia luar, politik isolasi atau Sokaku dimana jepang
Menutup diri dari pengaruh asing, begitu pula dengan hubungannya dengan negara barat. Politik isolasi mulai diberlakukan  oleh jepang pasca terjadinya pemberontakan shimabara pada awal era tokugawa.

Tetapi pada era kaisar meiji malah Malah berhubungan erat dengan negara2 barat. dalam bidang militer jepang banyak mempelajari cara-cara militeristik ala barat.pembelian senjata-senjara dari barat. Bahkan hingga seragam tentara jepang pada era kaisar meiji mirip dengan seragam tentara negara-negara barat.

Tidak heran ketika era perang dunia 1 pun jepang masuk blok sekutu, walaupun tidak menjadi point penting selama era perang dunia I.

Kisah pembangunan jalan raya pertama di tanah jawa

Jalan Anyer-panarukan dibangun pada pertengahan bulan Mei tahun 1808 hingga pertengahan tahun 1809. Pembangunan jalan ini dilakukan pada bulan mei tahun 1808. Ketika Herman Willem Daendles memerintahkan para bupati agar membangun jalan dari buitegzorg (bogor) hingga cirebon. kemudian pada bulan juli tahun 1808 Daendles menyuruh 38 bupati di semarang agar membangun jalan tersebut hingga ke surabaya. Pembangunan jalan itupun dimulai dan pada bulan Septembar 1808 pembangunan jalan telah sampai pemalang, batang, pekalongan. 

Pembangunan jalan itu begitu cepat hingga pada bulan November hampir sampai ke Surabaya. 
Akhir november Daendles melakukan inspeksi dan melihat jalan itu secara langsung. Dan saat itu Daendles menyuruh agar pembangunan jalan diteruskan hingga Panarukan.

Panarukan dipilih karena kota tersebut merupakan kota penting sejak zaman dulu, terbukti dengan adanya tugu portugis dan benteng belanda di dekatnya. Selain itu keberadaan Panarukan sejak lama merupakan pelabuhan Majapahit yang penting selain ujung galuh. Hal itu dikemukakan oleh Sejarahwan Asviwarman Adam tentang pentingnya Panarukan.

Kronologis

1 januari 1808  - Daendles sampai di pelabuhan kecil
                               di Banten

5 Januari            -  Daendles sampai ke Batavia dari
                               menempuh jalan darat.

14 Januari         -   Daendles secara resmi dilantik
                                Gubernur Jenderal Belanda
                                 setelah menerima jabatan dari
                                 Gubernur Jenderal sebelumnya

Mei 1808              - Daendles memerintahkan agar
                                 Dibangun jalan dari Bogor-cirebon

Juli 1808              - Daendles memerintahkan 38 bupati
                                 agar dibangun jalan dari cirebon-
                                 Surabaya


September 1808- pembangunan jalan telah sampai ke
                                batang, pekalongan.

November  1808 - Pembangunan jalan hampir
                                  memasuki surabaya dan daendles
                                  melakukan inspeksi untuk melihat                                     jalan secara langsung.

Pertengahan 1809- Pembangunan sampai panarukan.


Semoga bermanfaat

Invasi muslim di perancis

Tahukah anda ? Jika pada masa lampau kota-kota di spanyol pernah menjadi bagian dari pemerintahan muslim selama berabad-abad, layaknya kota sevilla, Sarragaossa, valencia, granada, lisbon, barcelona adalah contoh nyata sejarah pemerintahan islam di spanyol selama berabad-abad.

Begitu juga pulau-pulau di laut tengah seperti pulau corsica, sardinia di italia, pantai calabria di selatan spanyol pernah menjadi bagian dari pemerintahan syiah era dinasti fathimiah.

Prancis juga merupakan wilayah invasi muslim, beberapa kali tentara muslim dikirimkan ke prancis hingga terlibat pertempuran dengan kerajaan kristen Franka dinasti carolinginas.

Seperti pada masa pemerintahan sulaiman bin abdul malik, (khalifah ke 7 bani ummayah) dikirim pasukan dibawah pimpinan Panglima Al harits untuk menyerang wilayah prancis.

Tentara yang dipimpin oleh panglima Al Harits melewati spanyol dan memasuki prancis lewat pyrenen timur. Hingga terlibat pertempuran dengan kerajaan franka. Kota di selatan prancis, narbonne, ibukota septimania pun diambil alih oleh pihak muslim.

Tetapi ketika tentara muslim berupaya merwbut kota Toulouse, ibukota aquitania tentara muslim mengalami kegagalan dan panglima al harits tewas dalam peristiwa tersebut.

Invasi islam datang lagi dibawah abdurrahman Al Ghafiqi sekitar 732 masehi.  beberapa kota layaknya kota poitiers, lyon diambil alih oleh tentara muslim.
Tentara muslim terus melaju hingga sampai di kota Tours sekitar 150 km dari paris.

Tetapi dalam pertempuran berat di kota Tours, tentara muslim dihancurkan oleh tentara Franka. Tentara franka memenangkan pertempuran dibawah karel martel dan memaksa tentara muslim mengakhiri invasinya.

Invasi muslim di perancis mengalami kegagalan. Hingga pada akhirnya karena kemenangan itu, karel Martel dielu-elukan di kerajaan Franka. Namanya tersohor melebihi pemimpin dari merovingians sendiri. Dipuji-puji di seluruh perancis.

Kemenangan karel martel pun mengubah peta politik bangsa franka, keturunan karel martel menjadi raja hingga mengubah alur perpolitikan kerajaan kristen tersebut. Dinasti Carolingians mendominasi politik menggantikan merovingians dinasti  dalam tubuh pemerintahan kerajaan di perancis tersebut.

Residen pertama di singapura

Willem Farqohar, residen pertama singapura

Kita mungkin mengenal sosok Thomas stamford Raffles sebagai orang yang berjasa dalam pembangunan singapura. Jika kita pergi ke negara singapura maka patung Raffles terpampang dengan gagahnya di negeri berlambang singa itu. Raffles adalah gubernur jenderal inggris yang berkuasa tahun 1811-1815.

Tetapi residen pertama singapura yang bernama willem Farqohar juga memiliki jasa yang besar dalam tahap awal pembangunan negeri selayaknya Raffles. Farqohar merupakan bawahan Raffles, ia menjabat sebagai residen sebelum digantikan john crawfurd.

Willem farqohar menginginkan agar pembangunan "tempat bisnis" di kampung glam, dimana di tempat itu telah ada pemukiman yang layak. Tetapi keinginannya di tentang Raffles. Raffles menginginkan pembangunan kawasan bisnis  di dekat sungai. keinginan Raffles disetujui oleh Farqohar, meskipun sang residen berdebat dengan Raffles pada awalnya.tetapi Farqohar selaku residen bisa menerima usulan Raffles.

Raffles mengusulkan pembangunan di dekat sungai dengan catatan bukit-bukit di sekitar tanjung Singapura dikeruk dan tanahnya diangkut untuk menutupi permukaan tanah yang berlumpur di dekat sungai. Selain itu, tanah itu diangkut untuk meninggikan tanah di sekitar kawasan sungai.

Untuk keperluan itu, buruh-buruh dari kalangan cina, india, melayu dikerahkan untuk mengeruk bukit-bukit di sekitar tanjung singapura. Kemudian setelah dilakukan pengerukan, tanahnya diangkut untuk menutupi kawasan di sekitar sungai. Diantara buruh-buruh itu juga ada yang merupakan bawahan dari residen pertama singapura.

Tak heran hingga sekarang, kawasan itu tetap menjadi kawasan bisnis hingga masa kini.

Heeren zeventien, pimpinan pusat VOC di amsterdam

Rabu, 04 Januari 2017


Hereen Zeventien, pimpinan pusat kongsi dagang belanda

Layaknya sebuah organisasi atau entitas ekonomi, setiap organisasi pasti memiliki dewan tertinggi sebagai pemimpin pusatnya. Hal serupa juga terdapat dalam tubuh pemimpin tertinggi kongsi dagang belanda yang disebut Vereninging oost Indische Compagnie atau yang disingkat VOC. Keberadaan kongsi dagang ini telah eksis sejak tahun 1602, ketika pada bulan maret pada tahun tersebut didirikan kongsi dagang bangsa Belanda di negeri kincir angin.
Tidak seperti kongsi dagang biasa, vereninging oost indische sebagai kongsi dagang memiliki hak khusus yang disebut hak Octrooi. Mencetak uang, mendirikan benteng,mempunyai tentara sendiri yang terpisah dari tentara regular belanda adalah salah satu dari sekian banyak hak yang dimiliki oleh kongsi dagang negeri kincir angin.

Dalam tubuh VOC terdapat pemimpin tertinggi yang disebut dengan heren Zeventien, yakni dewan pusat yang terdiri dari 17 orang. Dimana para anggota yang terdapat didalamnya merupakan wakil-wakil pedagang dari kota-kota di negeri belanda seperti wakil dari Amsterdam, roterdam, utrech, zeeland, hoorn.

Dari 17 orang dalam tubuh hereen zeventien yang terbayak adalah wakil dari kota Amsterdam, karena pedagang amsterdam  yang paling besar dalam permodalan VOC. Kabarnya sebanyak 50 persen modal atau saham VOC berasal dari para pedagang Amsterdam. Karena itulah Amsterdam berhak mengirim wakilnya dalam tubuh heeren zeventien  sebanyak 8 orang.

Jadi bisa dikatakan keanggotaan heren Zeventien tergantung dari banyaknya modal yang dimiliki oleh pedagang dari kota-kota di belanda. Karena Amsterdam memiliki 50 persen saham dalam tubuh VOC, maka wakil dari Amsterdam yang paling banyak dalam keanggotaan pimpinan pusat VOC, yakni hereen zeventien.

Sedangkan 25 persen saham VOC berasal dari pedagang Zeeland, dan sisanya sebanyak 25 persen lagi berasal dari pedagang utrech, roterdam, hoorn, eckhuizen. Karena itu pedagang zeeland juga berhak mengirimkan wakilnya dalam tubuh keanggotaan vereninging yang lebih banyak dari wakil kota lainnya.

Seperti yang dikatakan banyak sumber, hereen XVII inilah yang memberikan nama untuk kota Jakarta pada masa tempo dulu. Ketika bangsa belanda merebut dan mengambil alih kota jayakarta dari tangan pangeran jayakarta tahun 1619, awalnya gubernur jenderal J.P. coen ingin menamai kota tersebut dengan nama new hoorn sesuai dengan nama kota kelahirannya. Tetapi keinginan gubernur jenderal Pun tidak disetujui oleh heren zeventien, pimpinan pusat VOC di Amsterdam. Atas titah dari hereen zeventien, kota yang baru direbut itu dinamakan dengan nama Batavia. 

Hereen zeventien, dewan pusat juga mengangkat gubernur jenderal. Pengangkatan gubernur jenderal harus meminta izin dan titah dari heeren zeventien. Walaupun dalam kasus tertentu ada juga gubernur jendral yang diangkat tanpa persetujuan lebih dulu dari dewan tertinggi, seperti pengangkatan jacques speecx yang diangkat tanpa memperoleh pengesahan dari heeren zeventien. Intinya gubernur jenderal voc bukan diangkat oleh raja belanda, tetapi dewan pusat inilah yang memiliki hak legalitas dalam pengesahan dalam pengangkatan gubernur jenderal.


Hingga ketika kongsi dagang belanda bubar pada tanggal 31 Desember 1799, seiring dengan pembubaran kongsi dagang belanda tersebut, hereen zeventien juga dibubarkan.

KENAPA DISEBUT KOMPENI BELANDA ?

Kenapa disebut "kompeni" belanda

Pada masa penjajahan di nusantara selama berabad-abad. dikenal Kongsi dagang belanda yang disebut "vereninging oost indischie Compagnie" atau yang disingkat VOC.

Selama kurun waktu tahun 1619-1799, indonesia tempo dulu dijajah oleh sebuah kongsi dagang belanda yang disebut VOC atau perusahaan dagang hindia timur milik belanda yang awalnya berpusat di ambon, lalu berpusat di Batavia/jakarta.

Sebagai sebuah Kongsi dagang,  mereka terlepas dari pemerintahan negeri belanda. mereka memiliki struktur pemerintahan sendiri yang dikepalai Hereen Zeventien, dewan berisi 17 anggota yang ada di Amsterdam.

Kongsi dagang inipun memiliki prajurit/tentara sendiri, diluar dari tentara Reguler belanda. bahkan kongsi dagang VOC juga sering menyewa orang-orang pribumi sebagai tentara. 


Tentara VOC sebagian besar orang belanda, berkebangsaan belanda. tetapi sebagian lagi berasal dari skotlandia, inggris, prancis, jerman dan orang-orang eurasia. bukan hanya orang Inggris saja yang ada dalam kongsi dagang tersebut.

Kongsi dagang belanda atau VOC juga membangun benteng untuk menjaga wilayah yang dikuasainya.
Seperti di jakarta tempo dulu atau batavia, VOC memiliki benteng-benteng yang terdapat di Kawasan kota batavia.

Jadi selama Berabad-abad, nusantara/ indonesia tempo dulu dijajah oleh SEBUAH KONGSI DAGANG/COMPANY atau dalam bahasa Belanda disebut COMPAGNIE atau perusahaan. Maka VOC disebut sebagai kompeni/Compagnie Belanda.

Itulah awal mula penyebutan terhadap istilah kompeni belanda bagi penduduk pribumi di nusantara. begitu juga tentaranya juga disebut sebagai tentara kompeni karena memang kongsi dagang ini juga mempunyai cukup banyak prajurit untuk menjaga wilayah yang telah dikuasainya. Dan tentara kompeni bukan hanya orang Belanda saja. namun ada juga orang pribumi yang disewa sebagai prajurit.



Hingga tahun 1799, perusahaan dagang ini pun bangkrut, dan wilayah jajahan VOC diambil alih oleh pemerintah belanda.

BUPATI PADA ZAMAN DAHULU ANTEK BELANDA

Bupati dan tumenggung tempo dulu para antek belanda.

Sejak pemerintahan dan penjajahan kongsi dagang belanda terhadap masyarakat pribumi di nusantara. Pihak Belanda tidak hanya melakukan penjajahan secara frontal melalui militeristik dan perang.

Politik devide et impera juga dicanangkan oleh pihak belanda terhadap masyarakat pribumi serta kerajaan-kerajaan hindu Budha dan islam.

Politik pecah belah atau yang disebut dengan Devide de et impera menjadi metode ampuh dalam untuk mencengkram masyarakat pribumi.

Hal itu dapat dilihat dari bagaimana pihak VOC memberikan bantuan pada sultan haji untuk berperang dengan Sultan Ageng Tirtayasa di banten, atau campur tangan Pihak VOC di dalam kesultanan-kesultanan islam seperti Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

Tidak hanya sampai di situ pihak belanda juga memecah belah kelas sosial, yakni elite pribumi dan Rakyat Jelata. Sehingga salah satu faktor yang membuat kenapa orang-orang pribumi dijajah sekian lamanya oleh bangsa Belanda.

Misalnya ketika Gubernur Jenderal Herman Willem Daendles (1808-1811) berkuasa. Pada saat itu para elite pribumi seperti bupati dijadikan bawahan dan masuk struktur pemerintahan belanda. Bila orang-orang belanda ingin mengekploitasi Rakyat, orang-orang belanda cukup memerintah para Bupati atau Tumenggung.

Hal itu dapat dilihat ketika Herman willem Daendles memerintahkan 38 Bupati di semarang agar membangun jalan dari Anyer hingga panarukan.
Jadi para bupati itulah yang berkerja untuk memenuhi perintah dari atasannya, yakni orang belanda.

Jadi bagi Rakyat jelata, posisi bupati amat ditakuti oleh rakyat, padahal mereka hanyalah bawahannya bangsa belanda.

Hal serupa juga berlaku ketika era Culturstelsel, atau zaman tanam paksa. era tanam paksa yang dimulai tahun 1830 pun memiliki ciri khas yang sama dengan zaman daendles berkuasa.

Pada era tanam paksa, posisi elite pribumi adalah bawahan belanda, para bupati masuk struktur pemerintahan Belanda dan menjadi mediasi yang digunakan oleh orang-orang belanda untuk mengekploitasi Rakyat.

Hal-hal yang berkaitan dengan tanam paksa diurusi oleh para bupati. Para bupati itu layaknya "mandor" yang mengawasi Culturstelsel atau sistem tanam paksa.

Bila para bupati bisa mengemban tugas dari belanda mereka akan diberikan bagian berupa culturprocenten. Culturprocenten adalah bagian persentasi dari keuntungan tanam paksa atau Culturstelsel tersebut.

Jadi bisa dikatakan selain memecah belah struktur pemerintahan dalam kesultanan dan kerahaan islam di nusantara. Pihak belanda juga merusak struktur kelas sosial antara para Elite pribumi dan rakyat jelata. Hal inilah salah satu faktor mengapa penjajahan Bangsa Belanda bisa terjadi sekian lamanya.




Era tokugawa dan perdagangan belanda di jepang

Era Tokugawa dan perdagangan belanda di jepang

Pada awal abad 17, jepang memasuki zaman Tokugawa atau juga disebut zaman Edo. Disebut zaman Edo karena pusat pemerintahan berada di tokyo atau Edo. sedangkan disebut era Tokugawa karena yang berkuasa adalah keturunan dari Tokugawa Ieyashu setelah terjadinya perang sekigahara.
Dalam perang yang terjadi tahun 1600 M, pihak Tokugawa ieyashu memenangkan perang melawan keturunan toyotomi Hideyoshi yang bernama toyotomi hideyori. Setelah kemenangan tersebut Tokugawa Ieyashu berkuasa sebagai shogun dan menjadi penguasa jepang. masa itu disebut zaman Edo atau era Tokugawa.

Ketika jepang memasuki era Tokugawa, jepang mulai terasing dari bangsa-bangsa luar. keterasingan itu karena jepang mulai melakukan politik Sokaku atau politik Isolasi untuk menghambat masuknya pengaruh serta budaya dari luar jepang.

ketika jepang memasuki masa muramachi atau sengoku pada masa sebelumnya jepang menjadi 
Negara yang bebas. hal itu dibuktikan dengan bangsa portugis,spanyol yang melakukan penyebaran kristen di jepang. Jepang pada zaman era muramachi menjadi negara bebas bahkan sekte-sekte kristen pun ada dan bermunculan di negara matahari terbit.

 Tetapi ketika era tokugawa jepang menjadi negara terasing dari pengaruh luar. Bangsa asing tidak boleh masuk ke jepang dan orang jepang tidak boleh bermigrasi ke luar jepang. Jika peraturan tersebut dilanggar,maka balasannya hukuman mati.

Politik Sokaku mulai diberlakukan jepang pada awal pemerintahan tokugawa. Walaupun jepangmenjadi negara yang terisolasi dari bangsa luar tetapi hanya bangsa Belanda saja yang memiliki hak untuk berdagang di jepang. Belanda adalah satu-satunya bangsa eropa yang masih diizinkan untuk berdagang, dimana kongsi dagang belanda, vereninging oost indische Compagnie atau VOC bercokol di pulau dejima, deshima untuk berdagang dengan orang-orang jepang. 

Keizinan belanda untuk berdagang salah satu faktornya karena belanda memberikan bantuan saat terjadinya pemberontakan kristen shimabara no rei kepada pihak tokugawa. Hingga pemerintah tokugawa masih memberikan izin bagi kongsi dagang belanda untuk berdagang di dejima. selain bangsa belanda tidak ada bangsa eropa lainnya yang diizinkan.

Kantor VOC lainnya selain di jepang juga ada di formossa, taiwan, benggala, ceylon, malaka, persia, ambon, batavia. Ternyata hanya bangsa belanda dari segala bangsa di eropa yang tetap menjalin hubungan dagang dengan jepang ketika negeri sakura itu memasuki zaman tokuga

sejarah kawasan tugu jakarta utara

Sejarah kawasan Tugu, jakarta utara

Tugu merupakan jawasan yang termasuk ke dalam kecamatan koja, jakàrta utara. Merupakan kawasan yang dinamakan karena adanya sebuah prasasti yang terdapat pada kawasan tersebut yang disebut prasasti tugu.

Nama "tugu" sendiri diambil dari nama prasasti yang ditemukan di kampung batu tumbuh hingga menjadi nama kelurahan di jakarta utara.
Yang awal mulanya kawasan tersebut merupakan wilayah kerajaan tarumanegara pada abad ke 5 Masehi dibawah raja purnawarman. 

Pada abad ke 5 masehi raja purnawarman membangun semacam saluran air yang melewati kawasan tersebut, yakni saluran air sepanjang 11 kilometer (6122 busur). Tujuan pembangunan saluran air itu adalah untuk kepentingan irigasi dan mencegah banjir. Bukti dari pembangunan semacam saluran air diprediksi oleh para sejarahwan jika jakarta memang sejak lama telah mengalami banjir.

Pembangunan itu memakan waktu 21 hari. Prasasti yang ditemukan tersebut memberikan informasi tentang pembuatan saluran air yang disebutkan di atas. Prasasti berhuruf pallawa dan berbentuk lonjong dimana huruf-huruf melingkari prasasti itu. Hingga sekarang, benda peninggalan itu dapat dijumpai di museum sejarah jakarta atau museum fatahillah.

Ketika era kolonialisme kongsi dagang belanda atau zaman penjajahan. Di sana banyak terdapat orang kristen dari india (koromandel dan benggala) yang ditempatkan di kawasan itu. Jumlah mereka tahun 1661 sekitar 23 orang. Hingga meningkat menjadi 40-50 keluarga pada abad yang sama. Di sana juga didirikan gereja yang terbuat dari tembok. 

Ketika terjadi pembantaian etnis cina oleh tentara belanda dan kaum pribumi, yang terjadi tahun 1740 gereja tersebut terbakar. Hingga setelah kejadian tersebut seorang tuan tanah kaya raya bernama Justinus Vinck membangun kembali gereja tersebut.
Sejak era kolonial kawasan tersebut banyak dihuni oleh orang-orang kristen asal india (kaum mardjiker). 





asal nama kota batavia

Asal mula nama "batavia"

Ya jakarta tempo dulu bernama batavia. sebuah pusat pemerintahan bagi kongsi dagang hindia timur atau yang dikenal dengan nama VOC atau "vereninging oost indies compagnie" yang berpusat di Batavia atau jakarta tempo dulu.

Penamaan kota erat kaitannya dengan silsilah bangsa belanda. ketika kota tersebut ditaklukan oleh bangsa belanda tahun 1619. Pada awalnya gubernur jenderal belanda ingin menamakan dengan nama "new hoorn".

Tetapi niat gubernur jenderal tidak disetujui oleh dewan 17 atau  heeren Zeventien yang merupakan pemimpin pusat kongsi dagang VOC yang berkantor di Amsterdam. atas perintah dari dewan 17 tersebut kota itu dinamakan Dengan nama Batavia.

Penamaan batavia bagi kota tersebut karena Nenek moyang bangsa belanda adalah bangsa batav atau batavien. Sebuah rangkaian dari suku-suku jermanik di Eropa. Atas dasar itulah untuk memberikan penghormatan terhadap nenek moyang bangsa belanda kota itu dinamakan dengan nama batavia yang merupakan titah dari pemimpin pusat kongsi belanda di amsterdam.

Niat dari gubernur jenderal belanda yang bernama j.p. Coen gagal untuk menamai kota tersebut dengan nama Niew Hoorn. Awalnya jan pieterzoon Coen menginginkan nama kota yang baru ditaklukan oleh bangsa belanda sesuai dengan nama tanah kelahirannya di negeri belanda, yaitu Hoorn. Tetapi
 keinginannya tidak disetujui oleh heeren Zeventien yang nerupakan pemimpin pusat dari kongsi dagang VOC di Amsterdam.

Setiap akhir mei, tanggal 31 pihak kompeni belanda memperingati ulang tahun kota batavia. Setiap tanggal 31 mei diperingati hari kelahiran kota batavia. Kabarnya setiap akhir mei dilakukan perayaan di seantero kota. Terdapat parade militer lengkap dengan tembakan meriamnya untuk menandai perayaan hari jadi kota batavia. 



Ya jika kota jakarta diperingati ulang tahunnya setiap tanggal 22 juni,  maka kota jakarta tempo dulu yang masih bernama Batavia diperingati ulang tahunnya setiap akhir mei.

sejarah pasar senen

ejarah berdirinya pasar senen tak lepas dari sejarah panjang lahirnya Jakarta. Berulang kali pasar rakyat ini mengalami kebakaran, tapi berulang kali pula kembali berdiri.

Pasar ini pun menyimpan sejarah yang cukup panjang, yang tak bisa dilepas dari sejarah pembangunan Jakarta. Pasar ini dibangun 30 Agustus 1735 oleh tuan tanah kaya raya yang juga seorang arsitek bernama justinus Vinck.

Dinamakan pasar senen karena pasar tersebut pada awalnya hanya buka pada hari senin. Tetapi sejak 1766 pasar tersebut buka pada hari-hari lainnya. Disebelah timur pasar tersebut terdapat pemukiman-pemukiman orang cina. Dan di sebelah belakangnya terdapat terusan kali baru. Keberadaan pasar senen merupakan pasar tertua di jakarta yang dibangun sejak era kolonial hingga sampai zaman sekarang pun tetap eksis keberadaannya.

Menurut catatan sejarah, pasar tersebut pada awalnya hanya terdapat bangunan berupa gubuk-gubuk dan bangunan dari kayu. Pada zaman kolonial belanda, pasar tersebut pernah terbakar. Kebakaran terjadi tanggal 9 juli 1826 hingga menghanguskan banyak bangunan dari kayu tersebut.setelah terbakar, bangunan pasar mulai kembali didirikan dan bangunan berupa tembok mulai marak didirikan.


Pada zaman Jepang dan setelah kemerdekaan, Pasar Senen menjadi tempat berkumpul para pejuang dan seniman. Ada Sukarno, M Noor, Wim Umboh, dan HB Yasin, 

Pada awalnya orang menyebut pasar senen dengan sebutan vink passer, (pasar milik justinus vink), sesuai dengan nama pemilik tanahnya. Justinus vink adalah pejabat kompeni belanda yang memiliki tanah yang luas dekat kawasan weltervreden ( kawasan monas, menteng zaman dulu). Diatas tanah milik justinus vink itulah berdiri pasar senen dengan berbagai pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Hingga pada awal mulanya disebut dengan vink passer.

Ketika pemerintahan belanda prancis berkuasa dibawah herman willem daendles dan willem jansess (1808-1811). Vink passer juga disebut dengan nama pasar weltervreden. Karena terletak di kawasan weltervreden. Begitu juga ketika inggris berkuasa di tanah batavia (1811-1816). Pasar senin biasa disebut "pasar weltervreden". Dinamakan pasar weltervreden karena keberadaannya yg berdiri di salah satu kawasan pusat pemerintahan belanda-prancis tersebut. 

Tetapi menurut ridwan Saidi salah satu budayawan betawi, ia menuturkan kalau pasar senin sudah ada sebelum era kolonial, Atau sebelum kedarangan belanda.Pasar senen awalnya lebih banyak dihuni oleh orang cina yang berdagang, selain adapula orang-orangpribumi asli yang berdagang di pasar tersebut. Kini dari sebuah pasar lahirlah nama sebuah kecamatan di jakarta, yakni kecamatan senen.




*diambil dari beberapa buku

nama-nama kota jakarta pada masa lampau

akarta yang kini menginjak usia 484 tahun sudah 13 kali berganti nama.  Data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, cikal bakal Jakarta adalah sebuah kota bernama Kalapa. Laporan para penulis Eropa di abad 16 menyebutkan, Kalapa saat itu menjadi bandar utama kerajaan Hindu bernama Sunda yang ibukotanya Padjajaran. 

Namun pada 22 Juni 1527, Fatahillah yang kemudian menjadi penguasa mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Sesuai Keputusan DPR Kota Sementara No. 6/D/K/1956, tanggal itu kemudian dicanangkan sebagai hari jadi kota Jakarta.

Berikut nama-nama yang pernah menjadi sebutan untuk Jakarta:

1. Pada Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran

2. Tanggal 22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta

3. Tanggal 4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia

4. Tanggal 1 April 1905 berubah nama menjadi 'Gemeente Batavia'

5. Tanggal 8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia

6. Tanggal 8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi

7.  Pada September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta

8. Tanggal 20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan Pre Federal berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia

9. Tanggal 24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj'a Jakarta

10. Tanggal 18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai daerah swatantra dinamakan Kota Praja Djakarta Raya

11. Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
12. Tanggal 31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.

kaum Mardjiker, orang portugis hitam di batavia













Orang portugis Hitam atau yang disebut orang mardjiker telah ada di Jakarta tempo dulu sejak awal Berkuasanya Kongsi dagang belanda di Nusantara. Keberadaan mereka telah banyak di Batavia sejak pendiriannya kota tersebut. Jumlah mereka semakin banyak pada pertengahan abad ke 17. Pada mulanya mereka tinggal di dalam tembok Batavia lalu semakin banyak berpindah ke luar tembok Batavia.
Mardjiker disebut juga orang portugis Hitam. Mereka memiliki ciri fisik berkulit hitam karena pada umumnya berasal dari wilayah di selatan india seperti, Bengali, Tamil, dsb. Walaupun memiliki cirri berkulit gelap, tapi mereka mampu berbahasa portugis karena mereka tinggal di wilayah-wilayah jajahan Portugis di India. Kemudian ketika Belanda mengalahkan Portugis, Pihak belanda banyak mengangkut mereka ke Batavia dengan menggunakan kapal. Diantaranya ada yang budak, dan ada pula yang berstatus sebagai orang merdeka atau bukan Budak. jadi cirri fisik dari orang portugis Hitam karena memang awalnya mereka berasal dari wilayah-wilayah di selatan India dan bahasa yang mereka gunakan, yakni bahasa portugis menunjukan mereka  berada di wilayah-wilayah bekas jajahan Portugis di india.
Mardjiker itu berasal dari bahasa Belanda yang berarti Bebas atau merdeka.sedangkan  Kata Mardjiker dalam bahasa portugis berarti mardicas. Sedangkan dalam bahasa melayu, mardicas adalah Merdeka. Dan memiliki persamaan arti dengan Mahardika dalam bahasa Sansekerta. Jadi bisa dikatakan Mardjiker itu berarti merdeka dalam bahasa Melayu atau orang yang bebas merdeka dan bukan Budak.
Mereka adalah orang yang sangat mahir dalam berbahasa Portugis. Tetapi di Batavia atau Jakarta Tempo dulu orang Mardjiker sebagian masih menggunakan Bahasa Tamil, Malayalam, Bengali atau Hindi dan Melayu. Bahasa yang mereka gunakan beragam. Termasuk bahasa dari nenek moyang mereka ketika tinggal di India. Selain itu penggunaan Bahasa Melayu juga menyerap ke sebagian Orang Mardjiker.
Pada awalnya Mereka banyak Tinggal di dalam Tembok kota Batavia. Tetapi setelah tahun 1650, setelah wilayah di luar tembok Batavia semakin aman. Mereka mulai berpindah ke luar tembok kota Batavia. Diantara yang tinggal di luar tembok kota ada membuka lahan dan berkebun. Hingga pada akhirnya timbul pemukiman-pemukian di luar tembok kota Batavia. Rumah-rumah Orang Mardjiker di luar kawasan tembok kota pada umumnya terbuat dari kayu dan bambu dan dibelakang rumah terdapat lahan atau halaman untuk berkebun.  
Masyarakat Jakarta tempo dulu sangat beragam. Mulai dari orang Eropa, Cina, Mardjiker, orang pribumi, dsb. Itu menunjukan multikulturisme dan heterogenitas dari segala budaya yang ada di Jakarta tempo dulu.

Multikulturalisme di batavia pada masa lampau

Abad 19 merupakan masa-masa damai bagi masyarakat kota Jakarta tempo dulu atau yang dikenal dengan Batavia. Walaupun ada keributan, tidak ada konflik besar yang berarti, hanya seperti perselisihan-perselisihan kecil  antara golongan pribumi dengan golongan eropa atau orang-orang cina dengan orang eropa. Di masa inilah terjadi percampuradukan budaya atau akulturasi budaya yang menyerap diantara masyarakat Batavia yang berciri multikultural dan heterogen.

Penghuni kota Batavia, selain adanya orang-orang Eropa dan belanda, orang eurasia,  orang cina, orang portugis hitam atau yang dikenal dengan orang mardjiker. orang-orang Eurasia yang merupakan percampuran antara orang Eropa dan Asia. Orang Pribumi dari berbagai suku di nusantara juga menjadi bagian etnisitas kota Batavia.yang eksistensi mereka terlihatt dari banyak nama kampung di jakarta, seperti kampung ambon, kampung bali, dsb.  Banyaknya etnis dan budaya kadangkala menyerap di sebagian budaya dalam masyarakat di kota tersebut.

Orang-orang Eurasia pun banyak menyerap tradisi-tradisi melayu dan pribumi lokal. Begitu juga orang-orang pribumi yang tidak segan ikut dalam perayaan-perayaan cina seperti perayaan cap Gomeh yang diadakan setiap tahunnya.Perayaan cap Gomeh yang biasa dilakukan oleh orang tionghoa setiap tahunnya, ternyata juga diikuti sebagian masyarakat Pribumi.

Kaum wanita dari kalangan Eropa dan Belanda memakai pakaian kebaya dan kain seperti layaknya orang pribumi , Terutama ketika di rumah.

Hal inilah yang membuat istri dari Gubernur jenderal Thomas Stamford Raffles protes. Ia beranggapan bahwa wanita Eropa harus tampil elegan dan memakai pakaian selayaknya wanita Eropa. Nyonya Raffles mengajak kaum wanita Eropa di Batavia untuk memakai pakaian eropa. Tetapi usaha nyonya Raffles tampaknya sia-sia, karena masih banyak wanita eropa di Batavia yang memakai kebaya dan kain layaknya perempuan pribumi. Kebaya yang mereka kenakan umumnya berwarna putih.

Orang-orang Eurasia pun mempelajari tari dan dendang melayu, tampaknya seni khas melayu menarik sejumlah orang eurasia di batavia Untuk mempelajarinya. selain itu ada juga diantara mereka yang mempelajari seni gambus Arab dengan permainan alat musik yang berbentuk seperti mandolin. ada juga diantara orang Eurasia yang belajar musik keroncong yang kadangkala di lombakan atau dikompetisikan di kota Batavia.

Orang-orang Eurasia juga menyenangi makanan-makanan yang dijual oleh orang pribumi seperti kacang goreng, kue-kue dan mereka memakannya sambil berjalan-jalan di sore hari.

Ya kota jakarta tempo dulu memang terkenal dengan multikulturalitasnya dengan penduduknya yang berciri heterogenitas bahkan hingga sampai masa kini.

Graff der Hollander, batavia kuburan bagi orang-orang belanda

Jakarta tempo dulu atau yang bernama Batavia memang memiliki segudang cerita. mulai dari kisah keindahannya sehingga dijuluki "Ratu dari Timur". Selain itu kota Jakarta Tempo dulu disebut  "Graff der Hollander" karena banyak orang belanda yang tewas dikota,  akibat wabah penyakit seperti kolera dan disentri.

Jakarta tempo dulu memiliki nama resmi dan dikenal dengan stad Batavia yang mulai dicanangkan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1621.

Jakarta tempo dulu juga dijuluki Graff der Hollander yang berarti "kuburan" bagi orang-orang belanda. Selain memiliki keindahannya, sehingga dijuluki Ratu dari Timur" , kota ini juga menyimpan sisi kelam karena banyaknya orang-orang belanda yang tewas di Batavia.

Dijuluki Kuburan bagi orang-orang belanda, kita bisa mengetahui dari kisah-kisah yang ditulis oleh "de Graaf".  

seorang ahli bedah yang bernama de graaf pernah mengunjungi Batavia dari belanda. ia bersama dengan kurang lebih 300 orang berangkat dengan menggunakan kapal besar ke batavia. pada masa itu belum ada terusan suez sehingga perjalanan kapal laut membutuhkan waktu sedikitnya 6 bulan berada diatas kapal laut.

Ketika kapal telah sampai dibatavia,  tidak jarang dari penumpang kapal tersebut yang tewas setelah berhari-hari berada di batavia. Faktor iklim adalah salah satunya. Iklim Tropis ternyata tidak cocok bagi orang-orang belanda sehingga ketika menjejakkan kaki di kota ini, orang-orang belanda meregang nyawa. 

Selain dari ketidakcocokan iklim juga faktor yang lain adalah wabah penyakit. banyak orang-orang belanda yang tewas akibat wabah penyakit seperti kolera dan disentri, seperti istri dari Gubernur Jenderal J.P Coen.
Wabah penyakit yang melanda batavia pada sekitar abad 18 menyebabkan banyak warga batavia yang berasal dari kalangan Eropa tewas.

Seperti yang dikatakan oleh Gelman Taylor, kadangkala ada orang-orang  belanda yang tewas secara mendadak dan misterius, padahal beberapa jam sebelumnya mereka menghadiri makan malam bersama keluarganya, tetapi pada pagi harinya mendadak tewas ditemukan di kamarnya.

pada akhirnya pada abad ke 19, Gubernur Jenderal Herman willem Daendles (1808-1811) menganggap kawasan Old Batavia, kota tua terlalu penuh dengan penduduk dan memindahkan pusat pemerintahan ke kawasan Weltervreden. Weltervreden merupakan sebuah kawasan di selatan Oud batavia atau kota tua . Weltervreden adalah kawasan sekitar monas, lapangan banteng atau Menteng.

sebuah survey yang dilakukan pada tahun 1900 menunjukan penduduk batavia hanya kurang lebih 116.000 orang, sedangkan Surabaya berpenduduk lebih banyak yaitu 147.000. mengenai jumlah penduduk batavia yang berjumlah lebih sedikit karena angka kematian atau mortalitas yang lebih tinggi dari pada di kota-kota lainnya di pulau Jawa. Wabah penyakit, kehidupan yang tidak sehat dijalani oleh warga kota sehingga menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi dari pada kota-kota lainnya.



Jadi Kota jakarta tempo dulu selain dikenal sebagai Ratu dari Timur, ternyata juga yang menyimpan sisi kelam bagi orang-orang belanda.


tentara VOC biang keributan kota

Kota Batavia tempo dulu merupakan kota yang dipenuhi berbagai macam Ras, suku, bangsa, Agama dan kepercayaan serta budaya. Heterrogenitas dan Multikulturisme menjadi pemandangan biasa di kala itu. Selain itu, berbagai golongan kelas sosial yang yang menempati Hiriarki pemerintahan,mulai dari kelas pejabat tinggi , tuan tanah,buruh, pedagang, hingga para budak pun bercokol di kota yang disebut dengan “Ratu dari Timur” tersebut.

Para prajurit VOC atau tentara kompeni salah satu penghuni dari heterogenitas di Jakarta tempo dulu. Jumlah mereka banyak, walaupun masih kalah jauh bila dibandingkan jumlah Budak di kota Batavia yang menjadi komunitas terbanyak.

Pada masa awal pendirian kota, Gubernur Jenderal J.P Coen yan merupakan Gubernur Jenderal ke 4 dan 6 banyak mengeluhkan tentang keadaan tentara di Batavia. Menurutnya tentara tersebut bukanlah merupakan tentara yang baik, kurang bisa berbahasa dan banyak membuat keributan di kota.

Maka Sang Gubernur Jenderal banyak mengeluh melalui surat kepada dewan pusat “Hereen Zeventien”,  yang merupakan pemimpin Pusat kongsi dagang belanda di Amsterdam. Salah satu isi suratnya berisi tentang keluhan sang Gubernur Jenderal tentang keadaan di kota seperti tentara kompeni yang menjadi biang keributan kota.

Kebanyakan para prajurit VOC itu adalah orang-orang belanda. Tetapi sebagian lagi adalah orang-orang Perancis, Jerman, Inggris, Skotlandia dan Eurasia. Jadi tidak semua tentara VOC adalah orang belanda, sebagian lagi merupakan orang non Belanda.

Berbagai macam hal layaknya kegaduhan, keributan ditimbulkan oleh tentara kompeni di batavia. seperti ribut dengan sesama tentara kompeni, terlibat perkelahian dengan warga kota dan mabuk di depan umum atau terlibat pencurian adalah hal yang membuat tentara kompeni dicap buruk oleh sang Gubernur Jenderal.

Hukuman yang ditimpakan pada yang prajurit-prajurit pembuat onar di kota adalah diberi hukuman dengan cara  dicap dengan besi panas,  dicambuk di depan umum. Sebagian lagi di paksa kerja kasar, atau yang paling parah adalah di hukum mati bila kasusnya terlampau berat.

jejak kapitan cina pertama di batavia






















Souw beng kong, kapitan cina di batavia


Sejak awal pemerintahan VOC, dibawah gubernur jenderal pieter both. Pihak belanda melakukan kerjasama dengan banten, seperti pembelian lada yang merupakan komoditas terkenal dalam perdagangan. Pieter both mengutus bawahannya, J.P Coen yang posisinya belum sebagai gubernur jenderal.
Untuk mengurusi pembelian lada

Di banten sendiri, orang-orang tionghoa telah bercokol disana. Terdapat sebuah nama, souw bing kong,  yang sangat dihormati. Ia merupakan pengusaha cina dan tokoh yang memiliki perkebunan lada yang luas. Dari sinilah pertemuan itu dimulai antara orang-orang belanda dan orang-orang cina.

Ketika belanda menaklukan kota jayakarta dan mengantinya dengan nama batavia tahun 1619, awalnya pihak belanda mengalami penolakan dari orang-orang tionghoa dibatavia. Banyak pedagang tionghoa yang menolak berhubungan dagang dengan belanda.

J.P Coen sendiri yang telah memiliki hubungan yang baik dengan souw beng kong, mempergunakan tangan souw beng kong untuk mengajak dan mempengaruhi orang cina di batavia.

Bahkan pada oktober tahun 1619, Souw beng kong diangkat sebagai kapiten cina (kaptein) pertama di batavia. Souw beng kong ditugaskan untuk menganyomi komunitas tionghoa pertama di batavia yang berjumlah kurang lebih 400 orang.

Selain itu souw beng kong juga menjadi ketua kongkoan, atau dewan tionghoa di batavia. Hal-hal yang berkaitan dengan upacara pemakaman, tempat pemakaman bagi orang tionghoa yang meninggal dunia diurusi oleh kongkoan cina tersebut, selain itu kongkoan juga mengurusi masalah kependudukan seperti sensus. Dan mengayomi segala keperluan bagi komunitas cina di batavia.

Ketika menjadi kapitan, dirinya tidak digaji oleh kongsi dagang belanda tersebut. Tetapi ia berhak mendapatkan 20 persen bea cukai pajak rumah-rumah perjudian milik orang cina di batavia. Pada masa itu perjudian diantara orang cina memang marak, terdapat banyak rumah yang dijadikan arena perjudian yang disebut pachter.

Ketika batavia diserang mataram tahun 1628 hingga 1629, J.P Coen berupaya mempengaruhi kapiten cina tersebut agar melibatkan orang-orang tionghoa dalam perang melawan mataram. Tetapi kapiten cina tersebut bersikap netral. Ia menganggap bahwa orang-orang tionghoa hanya ingin berdagang dan tidak ingin mengurusi hal-hal yang bersifat politik dan militer.

Setelah terjadinya perang dengan mataram hubungan antara sang kapiten dan belanda menjadi renggang. Saat itulah ia ingin kembali ke tiongkok dan setelah meminta izin berkali-kali dari pihak belanda, sang kapiten kembali ke tionghoa.

Tetapi ketika baru sampai di formossa , taiwan,  ada laporan bahwa pemerintahan cina tidak menerima kembali bagi mereka yang telah berkerja sama dengan VOC, tidak diizinkan kembali ke cina.

Maka dengan menumpang kapal belanda, sang kapiten kembali ke batavia. Pada tahun 1636, kedudukannya sebagai kapiten, digantikan oleh lik lim. Hingga ia wafat tahun 1644 dan dimakamkan di batavia.

minoritas orang eropa di batavia

Minoritas orang eropa di batavia

Bangsa belanda sebagai pendiri kota batavia. Sejak kota jayakarta direbut oleh bangsa belanda tahun 1619, dibawah pimpinan gubernur Jenderal j.p Coen, saat itulah bangsa belanda sebagai penguasa resmi di kota yang baru yang dinamakan dengan Batavia. nama batavia diberikan oleh bangsa belanda serta mengganti nama kota sebelumnya, Jayakarta.

Bangunan bergaya eropa didirikan serta sistem kanalnya dibuat seperti layaknya kota-kota dinegeri belanda.
Lengkap dengan bangunan balaikota, gereja, gudang-gudang penyimpanan tanaman komoditas, kastil, dsb.
Kota batavia juga dilengkapi dengan tembok disekelilingnya layaknya kota-kota di eropa.

Bangsa belanda sebagai penguasa kota, tetapi jumlahnya selalu sedikit. Tidak seperti orang cina, marjiker, pribumi atau komunitas budak yang jumlahnya terbanyak. 

menurut data tahun 1673, jumlah orang eropa termasuk orang belanda berjumlah sekitar 2000 orang. Jumlah orang mardjiker sekitar 5400 orang. Orang tionghoa di batavia berjumlah 2700 orang sedangkan komunitas budak mencapai 13.000 orang.

Dari jumlah penduduk sebanyak 27000 orang yang merupakan total keseluruhan jumlah penduduk kota, orang eropa hanya menempati sekitar 7-8 persen saja dari banyaknya komunitas dalam kota.

Orang belanda dan eropa sebagai penguasa kota, ternyata menempati urutan yang paling sedikit dibandingkan dengan orang cina, mardjiker, para budak, atau pribumi. 

Menurut data tahun 1673, orang eropa di batavia ternyata hanya sekitar 7-8 persen saja dari total keseluruhan jumlah penduduk di batavia.
Sedangkan orang cina berjumlah 10 persen dari total penduduk dan orang mardjiker atau orang portugias hitam berjumlah 20 persen.

Merupakan hal yang aneh,  orang belanda sebagai pendiri dan penguasa kota batavia berjumlah hanya sedikit saja dari total keseluruhan jumlah penduduk kota batavia. bisa dikatakan mereka adalah minoritas di kotanya sendiri.




nama-nama kawasan di jakarta pada masa lampau

Nama-nama kawasan di Jakarta pada masa kolonial


Bangsa belanda menjajah wilayah jakarta sejak tahun 1619. Dan mereka menamai kota yang baru direbutnya dengan nama Batavia. Pemberian nama dilakukan untuk menghormati nenek moyang bangsa belanda, yakni bangsa batav atau batavien.
Pada zaman dulu dikenal beberapa nama wilayah di Jakarta seperti ;
1.      

     Weltervreden

Weltervreden adalah nama kawasan di Jakarta tempo dulu yang sekarang adalah kawasan silang monas, menteng serta sekitar lapangan banteng. Kawasan ini menjadi pusat pemerintahan belanda sejak zaman herman willem daendles berkuasa. Daendles memindahkan pusat kota ke wilayah di selatan kota tua atau Oud Batavia, karena kawasan kota tua sudah terlalu penuh dengan jumlah penduduk serta wilayahnya yang tidak sehat.
2.      

      Meester Cornelis

Meester Cornelis adalah nama dari Jatinegara di Jakarta timur tempo dulu. Meester Cornelis menjadi pusat pertahan ketika Gubernur Jenderal Herman Willem daendles berkuasa. Kawasa yang baanyak terdapat pohon jati tersebut di tebang dan dijadikan pusat pertahanan militer oleh daendles. Disana terdapat barak tentara, artileri untuk menangkal dari serangan musuh.
3.        

      Ommelenden

Ommelenden adalah kawasan di luar tembok kota. Kota Batavia pada masa awal dikelilingi tembok. Tembo tersebut sebagai pembatas wilayah kekuasaan belanda dan melindungi dari serangan musuh. Di luar tembok kota Batavia disebut dengan nama Ommelenden. Kawasan Ommelenden dahulu adalah wilayah yang berbahaya bagi orang-orang belanda karena terdapat banyak perampok-perampok banten yang berkeliaran, binatang buas yang kadang memangsa petani tebu.
4.       

    Lapangan waterloo

Lapangan Waterloo adalah lapangan banteng tempo dulu. Kawasan tersebut dinamakan untuk mempenringati kemenangan dari pasukan koalisi eropa yang berhasil menyingkirkan tentara napoleon Bonaparte dalam perang koalisi di eropa.
5.       

    Rijscwiijk

Kawasan ini sekarang bernama jalan veteran di pusat kota Jakarta. Dahulu kawasa ini menjadi kawasan elit pada sekitar pertengahan abad 19. Dimana hotel,restoran-restoran, kantor pemerintahan, dan bangunan-banguan bertingkat yang bergaya eropa banyak ada di kawasan ini.
6.     

           Kanal harimau

Kota jakarta tempo dulu dipenuhi kanal-kanal atau saluran air yang berukuran besar dan dapat dilayari kapal kecil. Salah satu kanal yang terbaik adalah kanal harimau karena disekeliling kanal tersebut terdapat jejeran pohon-pohon kelapa yang tertata rapi serta baangunan bergaya eropa.


Pemerintah kolonial juga menamakan taman kota dengan park, misalnya Wilhelmina Park (kini Masjid Istiqlal), Prinsenpark (Lokasari), Hertogpark (Pejambon), Deca Park (bagian utara Monas sekarang), Eijkmanpark (dekat RSCM), dan masih banyak lagi.

Sejak masa awal kolonial, namanama jalan di Jakarta banyak mengacu tokoh-tokoh yang mereka miliki. Pada abad ke-17, kastil pertama terletak di Prinsen Straat (Jalan Pangeran) dan sekarang bernama Jl Cengkeh. Di tempat inilah, pasukan kesultanan Islam dua kali menyerang benteng (1628 dan 1629).

Kegagalan Mataram, di samping masalah logistik jalan kaki selama tiga bulan ke Jakarta dan naik perahu dua minggu juga karena leluhur kita ini tidak terbiasa berperang dengan memanjat tembok kota. Sementara itu, pihak lawan sudah menggunakan bedil (orang Betawi menyebutnya senapan sundut). Di Batavia, juga terdapat nama fortatau benteng, seperti citadelyang kini Jl Veteran I. Di dekatnya, terdapat Utrechstraat (kini Jl Kopi).




Sebab orang cina sedikit di kawasan priangan jawa barat

Orang cina banyak di Jakarta, tetapi di Jawa barat sedikit. Apa Sebabnya ?

Keberadaan orang cina di Jakarta tidak disangsikan lagi. Bahkan Sejak kota Jakarta tempo dulu bernama sunda kelapa yang menjadi bagian dari kerajaan sunda pajajaran, Orang cina telah ada di kota pelabuhan sunda kelapa sejak sebelum abad 15.

Hingga ketika Jakarta ditaklukan oleh bangsa Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jenderal Belanda ke enam nama kota  dirubah menjadi Batavia. Saat penjajahan Belanda, Keberadaan Orang cina semakin banyak. Penguasa Belanda, yakni Gubernur Jenderal j.P. Coen banyak menarik orang cina untuk tinggal dan bermukim di Batavia untuk memajukan ekonomi kota. Gubernur Jenderal keenam, J.P Coen itu pesimis dengan orang-orang eropa yang dianggapnya terlalu kaya dan sulit untuk memajukan ekonomi kota, apalagi telah banyak orang eropa yang menjadi tuan tanah.

Hingga pada tahun 1622, J.P. Coen banyak mengirim kapal-kapal Belanda ke cina untuk mengangkut orang-orang Cina untuk tinggal dan bermukim di kota Batavia. Merekalah salah satu tulang punggung perekonomian kota Batavia. Perkerjaan seperti pengusaha pabrik gula, buruh, berkerja di penyulingan arak adalah salah satu dari sekian banyak perkerjaan orang-orang Tionghoa di Batavia. Jumlah mereka banyak bahkan lebih dari jumlah orang-orang eropa dan belanda di Batavia.

Menurut data dan statistik tahun 1673 jumlah orang-orang Tionghoa di Batavia telah mencapai 2700 orang, dan semakin lama semakin bertambah hingga abad ke 19.

Sebaliknya di daerah Jawa Barat, sejak lama belanda memberlakukan preager Stelsel yang melarang penduduk di daerah jawa barat-priangan untuk bermigrasi ke tempat lain.

Selain itu orang atau bangsa lain juga dilarang bermigrasi ke kawasan tersebut. seperti halnya orang-orang cina dilarang untuk bermigrasi ke jawa barat. Preager Stelsel itu dimaksudkan untuk melindungi kepentingan eksploitasi ekonomi yang dijalankan oleh bangsa Belanda di kawasan Jawa barat. Mengingat jumlah kawasan jawa barat adalah daerah penghasil kopi terbaik dan terbanyak pada era tanam Paksa.

itulah sebabnya penduduk di kawasan tersebut dilarang untuk bermigrasi ke daerah lain dan orang-orang Cina dilarang bermigrasi ke wilayah itu. Sehingga jumlah orang cina sedikit. Hal itu dimaksudkan Agar kepentingan eksploitasi bangsa belanda tetap terjaga  di kawasan jawa barat.

perjudian orang cina di batavia

Perjudian diantara orang cina di batavia

Judi, sebuah hal yang tidak asing bagi kalangan cina di batavia pada masa lampau. Batavia merupakan kota multiras, multikultur dan multietnis. Dimana masing-masing Ras, suku, etnis memiliki budaya dan kebiasaan di kota jakarta yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Perbedaan itu menjadi ciri khas yang membedakan antara ras yang satu dengan, ras lainnya. Atau antara etnis satu dengan yang lainnya.

Keberadaan orang cina tidak di sangsikan lagi. Mereka adalah penghuni tetap bagi kota jakarta masa lampau. Menurut data tahun 1673, jumlah orang cina di batavia 2700 orang atau 10 persen dari total populasi kota.

Di batavia, perjudian adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang cina, permainan 30 kartu, 38 kartu adalah pemandangan sehari-hari bagi salah satu etnis terbanyak di kota batavia tersebut.

Susan blackburn dalam kitabnya, jakarta 400 tahun mengambarkan perjudian adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang cina. Perjudian dilakukan di rumah-rumah orang tionghoa yang memang dijadikan sebagai arena judi. Judi juga dilakukan Ketika pengadaan pasar malam, atau di ranah lingkungan orang-orang cina di batavia sendiri. 

Tidak seperti orang-orang pribumi, judi sabung ayam adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang pribumi. Tetapi orang cina kurang tertarik dengan judi semacam itu. Permainan 30 kartu, 38 kartu adalah hal biasa mereka mainkan.

Bahkan lebih lanjut menurut susan blackburn, kaum wanita cina juga memainkan judi. Tidak hanya kaum lelaki saja, kaum wanita juga ikut dalam arena meja judi. Malah ada sebagian kaum wanita yang intens dalam memainkan perjudiannya.

Jadi tidak hanya orang cina, judi juga dilakukan oleh orang pribumi asli, meski bentuknya saja yang berbeda. 

*berdasarkan fakta
Diambil dari banyak buku.

kisah pembangunan jalan pertama di tanah jawa

Sebelum abad 19, di pulau jawa belum terdapat jalan yang menghubungkan seantero pulau jawa. karena tanah jawa terdapat beberapa kerajaan yang terpisah, seperti mataram, banten. pulau jawa bukanlah bagian dari sebuah negara yang bersatu layaknya NKRI seperti zaman sekarang.

Karena itu di pulau jawa tempo dulu hanya ada jalan yang menghubungkan antar wilayah dan jalan desa-desa. Menurut beberapa sumber perjalanan dari batavia menuju surabaya memerlukan waktu 14 hari jika musim kemarau. Terlebih  jika musim hujan tiba, perjalanan yang menghubungkan 2 kota terbesar di pulau jawa mencapai 21 hari lamanya. begitu juga dengan pengiriman pos memerlukan waktu lebih dari seminggu. Hingga perjalanan dengan kapal laut dapat lebih sering dilakukan pada zaman itu.

Hingga Ketika gubernur jenderal herman willem daendles berkuasa, tahun 1808, Marschaalk herman willem daendles, sang jenderal guntur atau diktator bertangan besi memerintahkan pembangunan jalan pertama di seantero tanah jawa. Jalan yang dikenal dengan nama Jalan Anyer-panarukan.

Pada Bulan mei 1808, Daendles menyuruh para bupati agar mengurusi pembangunan jalan dari buitenzorg (bogor) sampai cirebon.

Dua bulan berikutnya daendles memerintahkan lagi pada 38 bupati di semarang agar membangun jalan dari cirebon hingga surabaya dengan menghubungkan jalan desa-desa yang telah ada.

Pemsbangunan jalan itu begitu cepat, hingga bulan september 1808 prosesnya telah sampai ke batang, pemalang hingga pekalongan.

Hingga akhir november 1808, pembangunan jalan hampir sampai ke surabaya. daendles sempat melakukan inspeksi dengan melihat jalan secara langsung  dan memerintahkan agar pembangunan jalan diteruskan hingga panarukan.

Proses Pembangunan jalan memakan korban bagi para pekerja pribumi. seperti yang terjadi di daerah megamendung. medan jalan yang terjal, pembangunan jalan yang sukar menembus hutan belantara serta wabah penyakit yang membuat beratus-ratus pekerja jalan  tewas di kawasan tersebut.

Begitu juga di daerah sumedang, tewasnya banyak pekerja rodi yang menyebabkan bupati sumedang marah besar pada daendles.

Sampai sekarang keberadaan jalan asli dari jalan anyer-panarukan masih sulit dikenali. Karena hingga masa berikutnya dibangun jalan lain, Sehingga  sukar disinyalir tentang  keberadaan jalan anyer-panarukan . kecuali dibeberapa kawasan, seperti jalan Ahmad yani di kota Bogor yang terdapat pohon-pohon besar di sebelah kanan-kirinya disinyalir sebagai jejak asli dari keberadaan jalan raya pos pertama seantero jawa.